Kisah Tragis Tumenggung Wiraguna, Kesetiaan Panglima Mataram Yang Berakhir Dibunuh

Posted by : mediaglo March 17, 2025 Category : Berita Opini

Kisah Tragis Tumenggung Wiraguna, Kesetiaan Panglima Mataram Yang Berakhir Dibunuh

Tumenggung Wiraguna adalah salah satu panglima terbesar yang pernah dimiliki Kerajaan Mataram Islam. Sebagai seorang panglima, Tumenggung Wiraguna dikenal sebagai sosok yang cakap, berani, tangguh, cerdas, dan sangat setia pada Sultan Agung, pemimpin Kerajaan Mataram Islam (1613-1645).

Apabila mengulas tentang asal-usul Tumenggung Wiraguna, tidak banyak catatan yang dapat ditemukan, diperkirakan bahwa Tumenggung Wiraguna berasal dari daerah Jipang atau Pajang, salah satu kerajaan bawahan Mataram.

Ketika Sultan Agung berkuasa, Tumenggung Wiraguna menjabat sebagai panglima perang. Ia pernah ditugaskan untuk menaklukkan Kabupaten Pati. Selain itu, Tumenggung Wiraguna juga menjadi wakil utama Sultan Agung dan mengurus pemerintahan dan memimpin pasukan Mataram dalam berbagai ekspedisi militer, ia juga menjadi hakim tertinggi dan penasehat utama Susuhunan Mataram.

Berperang melawan Belanda
Salah satu peran penting Tumenggung Wiraguna adalah berperang melawan VOC Belanda yang memonopoli perdagangan rempah-rempah di Nusantara. VOC diketahui telah bersikap sewenang-wenang dan mengganggu kepentingan Mataram di berbagai daerah.

Hal ini yang kemudian mendorong Sultan Agung ingin menguasai seluruh Pulau Jawa dan mengusir VOC dari Batavia.
Sultan Agung kemudian memerintahkan Tumenggung Wiraguna untuk memimpin pasukan Mataram mengepung Batavia.
Pada pengepungan pertama, Tumenggung Wiraguna membawa sekitar 10.000 prajurit Mataram dan bergerak dari arah timur ke Batavia.
Tumenggung Wiraguna pun berhasil menembus pertahanan VOC dan mendekati benteng VOC di tepi pantai, akan tetapi, Wiraguna gagal menyerbu benteng itu karena kekurangan persediaan makanan dan senjata.
Sebaliknya, Tumenggung Wiraguna justru diserang balik oleh pasukan VOC. Tumenggung Wiraguna tidak menyerah.

Dalam pengepungan kedua, Tumenggung Wiraguna membawa lebih banyak prajurit, yaitu 15.000 orang yang bergerak dari selatan menuju ke Batavia. Wiraguna pun berhasil mendekati benteng VOC lagi.
Namun, lagi-lagi mengalami kegagalan karena kekurangan persediaan. Meskipun gagal menguasai Batavia, Tumenggung Wiraguna tetap mendapat penghargaan dari Sultan Agung berkat keberaniannya melawan Belanda.

Pembunuhan Tumenggung Wiraguna
Tumenggung Wiraguna dibunuh dalam sebuah konspirasi oleh Amangkurat I, yang membalas pengabdian dan sumbangsih Tumenggung Wiraguna dengan air tuba.
Lalu mengapa Amangkurat I tega membunuh Tumenggung Wiraguna?

Pembunuhan terhadap Tumenggung Wiraguna digagas sendiri oleh Amangkurat I (anak SultanAgung). Amangkurat I raja Mataram yang dikenal keji menyimpan dendam pada Sang Tumenggung semenjak ia masih muda, ketika Sultan Agung masih hidup, Amangkuat I pernah membawa lari istri Tumenggung Wiraguna untuk digagahi karena tak kuasa melihat kecantikannya.

Istri Ki Tumenggung Wiraguna yang bernama Rara Printen (Nyi Ageng Laksmi Pujiwati), memiliki paras yang elok, sangat cantik. Kecantikan inilah yang menjadikan R.M. Sayyidin sangat tergoda.
Sehingga pada suatu waktu, ketika Ki Tumenggung Wiraguna mendapat tugas dari ayahnya untuk aktivitas di luar Kotaraja Mataram, telah menjadi kesempatan dan dimanfaatkan oleh R.M. Sayyidin untuk membawa lari, dan memaksa Rara Printen melayani hasratnya.

Perbuatan tak bermoral yang dilakukan Raden Mas Sayyidin atau Amangkurat I itu membuat murka sang Tumenggung, namun ia sadar bahwa yang melakukan perbuatan bejat tersebut merupakan anak Rajanya, ia sebenarnya tak kuasa melakukan penentangan.

Pada mulanya, Tumenggung Wiraguna seperti merasa berat hati untuk melaporkan kejadian itu kepada Rajanya, ia takut laporannya itu tidak ditanggapi, namun karena diliputi amarah yang membatu, akhirnya sang Tumenggung nekad melaporkan penculikan istrinya itu kepada Sultan Agung.

Mendengar laporan dari Tumenggung kepercayaannya, sikap Sultan Agung rupanya diluar dugaan, sang Raja memerintahkan kepada prajuritnya untuk menyeret Raden Mas Sayyidin dimuka pengadilan.

Setelah dilakukan pendalaman kasus, rupanya Raden Mas Sayyidin mengakui perbuatannya, dan ia pun meminta ampunan. Ampunan Raja kemudian turun selepas Tumenggung Wiraguna memaafkan perbuatan bejat anak Rajanya, maka mulai setelah itu, Sultan Agung tidak lagi menaruh bangga terhadap putranya itu.
Raden Mas Sayyidin seperti merasa dikucilkan oleh ayahnya sendiri. Sikap inilah yang kelak melatar belakangi dendam Amangkurat I terhadap Tumenggung Wiraguna.

Berlalunya waktu, ketika Sultan Agung wafat, dan ketika Putra Mahkota Mataram berhasil disingkirkan dari tahta dan kemudian digantikan oleh Raden Mas Sayyidin yang bergelar Amangkurat I, ajal Tumenggung Wiraguna rupanya kian mendekat. Sebab pada masa Amangkurat I menjadi Raja Mataram, ia hendak melampisakan dendamnya pada Tumenggung Wiraguna.

Tumenggung Wiraguna selama menjadi pejabat di Mataram, sulit sekali dicari-cari kesalahannya, ia tidak pernah memberontak, tidak pernah melakukan penggelapan keuangan, ia juga dikenal sebagai pejabat yang jujur, sehingga sulit sekali bagi Amangkurat I untuk melampiaskan dendamnya pada Tumenggung Wiraguna.

Meskipun dikenal jujur dan setia terhadap negara, tapi rupanya semua prestasi dan kebaikan Tumenggung Wiraguna itu tidak sedikitpun memupuskan dendam Amangkurat I, ia ingin sekali sesegera mungkin menghabisi sang Tumenggung.

Akhirnya, direncanakanlah taktik pembunuhan oleh Amangkurat I, mula-mula atas prestasi gemilang dari sang Tumenggung, Amangkurat I menghadiahkan kenaikan pangkat pada Sang Tumenggung, ia dijadikan sebagai pimpinan pasukan tempur untuk melakukan serbuan terhadap orang-orang Bali yang kala itu bercokol di Blambangan.

Akan tetapi, ketika pasukan Mataram yang dipimpin Tumenggung Wiraguna itu sampai pada tempat yang jauh dari Mataram, Temunggung Wiraguna justru dibunuh ditengah perjalanan di wilayah Kediri pada tahun 1647, ia dibunuh dengan keji oleh utusan Amangkurat I yang memang sudah dipersiapakan.

Selain dibunuh dengan keji, Tumenggung Wiraguna juga difitnah melakukan makar dan penghianatan terhadap kerajaan, maka atas tuduhan palsu itu, Amangkurat I kemudian mempunyai alasan untuk menumpas seluruh anggota keluarga Tumenggung Wiraguna. Seluruh keluarganya kemudian dibantai tanpa peri kemanusiaan.

Tumenggung Wiraguna dimakamkan di Imogiri, tempat pemakaman raja-raja Mataram. Ia mendapat gelar purnawirawan Ki Ageng Wiroguno.
Tumenggung Wiraguna adalah salah satu tokoh sejarah yang patut dihormati dan diteladani. Ia adalah panglima perang yang berani, cerdas, dan setia kepada raja dan tanah airnya.
Ia juga adalah penasehat yang bijaksana dan berpengaruh dalam pemerintahan Mataram. Beliau adalah saksi dari masa kejayaan Mataram di bawah Sultan Agung dan juga dari masa kemunduran Mataram akibat konflik internal dan eksternal.

(R/MGIN)

RELATED POSTS